Medali emas yang seharusnya diraih atlet Malaysia Muhammad Ziyad Zoelkefli pada cabang olahraga Men’s Shot Put – F20 Para Athletics di ajang Paralympics Tokyo 2020 yang diselenggarakan di Olympic Stadium gagal diraih setelah Ziyad diklasifikasikan sebagai Did Not Start (DNS) karena protes yang diajukan kepadanya.
Atlet Ukraina mengajukan protes kepada komite teknis, yang kemudian mendiskualifikasi Muhammad Ziyad dan dua lainnya – Jordi Patricio Congo Villalba dari Ekuador dan Todd Hodgets dari Australia – karena dianggap terlambat memasuki ruang panggilan.
World Para Athletics Championships (WPA) dalam pernyataannya bahwa keputusan ini didasarkan pada peraturan dunia Para Athletics 5.5, ‘Kegagalan melapor ke Call Room’ yang menyatakan jika atlet tidak hadir di call room pada waktu yang ditentukan seperti yang dipublikasikan dalam jadwal call room, maka atlet tersebut dinyatakan tidak mulai (DNS).
WPA lebih lanjut menjelaskan bahwa juri banding akhirnya mendukung keputusan wasit dan mengkonfirmasi hasilnya sebagai DNS.
Atlet Malaysia berusia 31 tahun ini berhasil melepaskan tembakan ke jarak 17,94m pada lemparan ketiga yang membuat para pesaingnya tertinggal jauh, Atlet Ukraina Maksym Koval dengan jarak tembakan 17,34m dan Oleksandr Yarovyi yang merupakan atlet Ukraina dengan jarak 17,30m.
Sehingga juri menetapkan Maksym Koval dari Ukraina sebagai peraih medali emas dengan lemparan 17,34m, memecahkan rekor dunia Muhammad Ziyad yang dibuat di London.
Ukraina lainnya, Oleksandr Yarovyi mendapatkan medali perak dengan lemparan 17,30m sementara Efstratios Nikolaidis dari Yunani (15,93m) meraih medali perunggu.
Dikutip dari laman Twitter Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri menyampaikan rasa bangga terhadap Ziyad. “Anda tetap menjadi juara di hati kami, memecahkan rekor dunia adalah hal yang luar biasa! Saya dan Keluarga Malaysia bangga terhadap anda.”
