Pandemi Covid-19 telah memicu berbagai perubahan di sektor kesehatan secara global. Indonesia pun dituntut untuk mampu beradaptasi sehingga kemandirian dan ketahanan sektor kesehatan dapat meningkat. Guna mendukung hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menekankan pentingnya kemandirian sektor kesehatan di Indonesia.
“Enam tren global yang kini terus berjalan harus kita antisipasi kedepannya, sehingga ketahanan dan kemandirian sektor kesehatan harus kita bangun bersama,†buka Menko Luhut. Enam tren tersebut yang salah satunya adalah konsentrasi penyakit dan peningkatan pandemi akan terus berkembang. “Kita tidak mampu memprediksi berbagai pandemi yang akan terjadi kedepannya,†tegas Menko Luhut dalam Forum Nasional Kemandirian dan Ketahanan Industri Alat Kesehatan yang berlangsung virtual dari Jakarta, Senin (30/8).
Menurut Menko Luhut, pandemi Covid-19 ini juga menjadi pemantik bagi seluruh sektor untuk meningkatkan kemampuan ketahanan kesehatan bangsa Indonesia. Indonesia masih memiliki ketergantungan industri dalam negeri terhadap bahan baku impor.
“Bahan baku kesehatan banyak yang tersedia di Indonesia walaupun tidak 100 persen, jadi kita harus bekerja sama dengan baik dalam membicarakan hal ini, tetapi ditekankan sekali lagi, kita jangan impor 100 persen bahan baku dari luar,†tegas Menko Luhut.
Menko Marves menyontohkan ekspor jarum suntik sekali pakai pada 26 Agustus 2021 lalu. Menko Luhut menekankan model bisnis seperti itu mampu dicontoh oleh industri dalam negeri yang lainnya.
“Kita juga harus mengendalikan impor alat kesehatan yang semakin tinggi, juga menekankan regulasi TKDN demi meningkatkan bahan baku obat di Indonesia, mungkin kita bisa membuat hingga 55 persen agar semua bisa dari dalam negeri,†tambah Menko Luhut. Untuk meningkatkan produksi dalam negeri ini, perubahan mindset harus ditekankan demi terlepasnya ketergantungan terhadap bahan baku impor. Pandemi ini memberikan kita banyak pelajaran untuk mengencangkan seluruh sektor kesehatan dalam negeri.
Menko Luhut mengimbau semua industri untuk proaktif membuat berbagai alat dan obat dalam negeri. “Kami dukung semua pembuatan dalam negeri, masalah perizinan dan lainnya akan terus kami bantu,†tegasnya.
Menurunya, produksi vaksin dalam negeri juga harus terus didorong agar vaksinasi dapat berjalan lebih maksimal. “Kita memiliki pasar yang begitu besar, kita harus manfaatkan ini demi mampu masuk ke global supply-chain, kita bisa buat contohnya di Morowali, agar lebih efektif dan menjadikan negeri ini sebagai hub sektor kesehatan,†imbuhnya.
Industri Batang yang sedang dikembangkan diharapkan mampu menarik minat industri dalam negeri agar terus dikembangkan, dan seluruh kebutuhan yang dapat diberikan oleh Pemerintah akan terus diberikan demi jalannya produksi dalam negeri ini.
“Semua ini sudah terbuka, perekonomian Indonesia yang kini juga terus berkembang harus kita dukung dengan ketahanan kesehatan kita,†tutupnya. Menko Luhut memberikan pesan bahwa kita harus bangga dengan negeri kita, “Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki karakteristiknya sendiri, kita harus memiliki strategi yang sesuai dengan karakteristik kita, kita fokus kesana dan bangun negeri kita dengan karya,†pesannya.
Menyelesaikan masalah negeri ini dengan prestasi demi bangsa, menggencarkan investasi dalam negeri, menjadi berbagai pesan yang terus dikumandangkan oleh Menko Luhut yang juga secara resmi membuka forum nasional ini.
Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan dukungannya dalam pembelian dalam negeri harus diprioritaskan dari hulu ke hilir, “Kita semua harus bahu membahu, harus bekerja sama demi pembelian alat kesehatan mandiri di Indonesia,†pungkasnya.